Minggu, 31 Juli 2011

PEMERIKSAAN, TERAPI, KOMPLIKASI, DAN PROGNOSIS EDEMA PARU AKUT

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin, ureum, kreatinin, analisis  gas darah, elektrolit, urinalisis, foto toraks, EKG, Enzim jantung(CK-CKMB, Troponin T), Ekokardiografi transtorakal, angiografi koroner.
  
TERAPI
  1. Posisi ½ duduk
  2. Oksigen(40-50%) sampai 8 liter/menit bial perlu dengan masker. Jika memburuk: pasien makin sesak, takipnu, ronki bertambah, paO2 tidak bisa dipertahankan ≥ 60 mmHg dengan O2 kosentrasi dan aliran tinggi, retensi CO2, hipoventilasi, atau tidak mapu mengurangi cairan endema secara adekuat: dilakukan intubasi endotrakeal, suction dan ventilator/bipep
  3. Infuse emergensi
  4. Monitor tekanan darah, monitor EKG, oksimetri bila ada
  5. Nitrogliserin sublingual atau intravena. Nitrogliserin per oral 0,4-0,6 mg tiap 5-10 menit. Jika tekanan darah sistolik > 95mmHg bias diberikan nitroliserin intravena mulai dosis 3-5 ug/kgBB. Jika tidak memberikan hasil memuaskan maka dapat diberikan nitroprusid. Nitropusid IV dimulai dosis 0,1 ug/kgBB/menit bila tidak memberi respons  dengan nitrat, dosis dinakkan sampai didapatkan perbaikan klinis atau sampai tekanan darah sistolik 85-90 mmHg pada pasien yang tadinya mempunyai tekanan darah normal atau selama dapat dipertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital
  6. Morfin sulfat: 3-5mg iv, dapat diulangi tiap 25 menit sampai total dosis 15 mg
  7. Diuretik: furosemid 40-80 mg IV bolus dapat diulangi atau dosis ditingkatkan tiap 4 jam atau dilanjutkan drip kontinu sampai dicapai produksi urin 1ml/kgBB/jam
  8. Bila perlu (tekanan darah turun/tanda hipoperfusi): Dopamin 2-5 ug/kgBB/menit atau dobutamin 2-10 ug/kgBB/menit untuk menstabilkan hemodinamik. Dosis dapat ditingkatkan sesuai renspons klinis atau keduanya
  9. Trombolitik atau revaskularisasi pada pasien infark miokard
  10. Intubasi dan ventilator pada pasien dengan hipoksa berat, asidosis atau tidak berhasil dengan terapi oksigen
  11. Atasi aritmia atau gangguan konduksi
  12. Operasi pada komplikasi akut infark jantung akut, seperti regurgitasi, VSD, dan rupture dinding ventrikel atau korda tendinae
KOMPLIKASI
Gagal napas

PROGNOSIS
Tergantung penyebab, beratnya gejala, dan renspon terapi

Sabtu, 30 Juli 2011

DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG HIPERTENSI

DIAGNOSIS
  • Klasifikasi berdasarkan hasil rata-rata pengukuran tekanan darah yang dilakukan minimal 2 kali tiap kunjungan pada 2 kali kunjungan atau lebih dengan menggunakan cuff yang meliputi minimal 80% lengan atas pada pasien dengan posisi duduk dan telah beristirahat 5 menit.
  • Tekanansistolik = suarafase 1 dantekanan diastolic = suarafase 5        Pengukuran pertama harus pada keduasi silengan untuk menghindarkan kelainan pembuluh darah perifer.
  • Pengukuran darah pada waktu berdiri diindikasikan pada pasien dengan resiko hipotensi postural (lanjut usia, pasien DM, dll)
  • Factor resiko kardiovaskular:
  1. Hipertensi
  2. Merokok
  3. Obesitas (IMT >30)
  4. Inaktivitas fisik
  5. Dyslipidemia
  6. Diabetes mellitus
  7. Microalbuminuria atau LFG <60 ml/menit
  8. Usia (laki-laki>55 tahun, perempuan>65 tahun)
  9. Riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular dini (laki-laki<55 tahun atau perempuan<65 tahun)
  • Kerusakan organ sasaran:
- Jantung, hipertrofiventriel kiri, angina atau riwayat infarkmiokard, riwayat revakularisasi coroner, gagal jantung.
- Otak: strok atau transient ischemic attack (TIA)
- Penyakit ginjal kronik
- Penyakit arteri perifer
- Retinopati
  • Penyebab hipertensi yang telah diidentifikasi : sleep apnea, akibat obat atau berkaitan dengan obat, penyakit ginjal kronik, aldosteronisme primer, penyakit renovaskular, terapi steroid kronik dan sindrom chusing, feokromositoma, koarktasi aorta, penyakit tiroid atau paratiroid
DIAGNOSIS BANDING
Peningkatan tekanan darah akibat darah white coat hypertension, rasa nyeri, peningkatan tekanan nintraserebral, ensefalitis, akibat obat ,dll

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urin alisis, tes fungsi ginjal, gula darah, elektrolit, profil lipid, foto toraks, EKG; sesuai penyakit peserta: asam urat, aktivitas renin plasma, aldosterone, katekolaminurin, USG pembuluh darah besar,USG ginjal, ekokardiografi.

EDEMA PARU AKUT (KARDIAK)

PENGERTIAN
Akumulasi cairan di paru-paru secara tiba-tiba akibat peninggian tekanan intravaskular.
                                                 
DIAGNOSIS
Riwayat sesak napas yang bertambah hebat dalam waku singkat (jam atau hari) disertai gelisah, batuk dengan sputum berbusa kemerahan.

Pemeriksaan fisik:
  1. Sianosis sentral
  2. Sesak napas dengan bunyi napas melalui mukus berbuih
  3. Ronki basah nyeri di basal paru kemudian memenuhi hampir seluruh lapangan paru; kadang-kadang disertai ronki kering dan ekspirasi yang memanjang akibat bronkospasme sehingga disebut asma kardial
  4. Takikardia dengan gallop S3
  5. Murmur bila ada kelainan katup
Elektrokardiografi
  • Bisa sinus takikardia dengan hipertrofi atrium kiri atau fibrilasi atrium, tergantung penyebab gagal jantung.
  • Gambaran infark, hipertrofi ventrikel kiri atau aritmia bisa ditemukan
Laboratorium
  • Gas darah menunjukan pO² rendah, pCO² mula-mula rendah dan kemudian hiperkapnia
  • Enzim kardiospesifik mengingat jika penyebabnya infark miokard
Foto toraks
Opasifikasi hilus dan bagian basal paru kemudian makin ke arah apeks paru kadang-kadang timbul efusi pleura

Ekokardiografi
  • Tergantung penyebab gagal jantung
  • Kelainan katup
  • Hipertrofi ventrikel (hibertensi)
  • Segmental wall mention abnormality (penyakit jantung koroner)
  • Umumnya ditemukan dilatasi ventrikel kiri dan antrium kiri
DIAGNOSIS BANDING
Edema paru akut non kardiak, emboli paru, asma bronkial

Jumat, 29 Juli 2011

TERAPI, KOMPLIKASI, DAN PROGNOSIS TUBERKULOSIS PARU

TERAPI
Terapi umum: istirahat, stop merokok, hindari polusi, tata laksanakomorbiditas, nutrisi, vitamin.
Medikamentosa obat anti TB (OAT):
Kategori I untuk:
  • Penderita baru TB paru, sputum BTA positif
  • Penderita TB paru, spuntum BTA negative, rontgen positif dengan kelainan paru luas
  • Penderita TB ekstra paru berat diterapi dengan 2 RHZE /4 RH-2 RHZE/4 R3H3-2 RHZE/6 HE
Kategori 2 untuk:
  • Penderita kambuh
  • Penderita gagal
  • Penderita after default
Diterapi dengan:
-       2 RHZES/ 2 RHZE/ 5 RHE
-       2 RHZES/ 1 RHZE/ 5R3H3E3

Kategori 3 untuk:
·      Penderita baru TB paru , sputum BTA negative, rontgen positif dengan kelainan paru tidak luas
·      Penderita TB ekstra paru ringan diterapi dengan:
-       2 RHZ/ 4 RH
-       2RHZ/ 4 R3H3
-       2 RHZ/ 6 HE

Kategori 4 untuk :
Penderita TB kronik, diterapi dengan:
-       H seumur hidup
-       Bila mampu: OAT lini kedua

KOMPLIKASI
-       Komplikasi paru : atelektasis, hemoptisis, fibrosis, bronkiektasis, pneumotoraks, gagal napas
-       Tb ekstra paru: pleuritis, efusi pleura, perikarditis, peritonitis, TB kelenjar limfe
-       Kol pulmonal

PROGNOSIS
Dubia : tergantung derajat berat, keatuhan pasien, sensitivitas bakteri, gizi, status imun, komorbiditas

PEMERIKSAAN PENUNJANG TUBERKULOSIS PARU

-  Laboratorium: LED
- Microbiologis: BTA sputum, kultur resistensi sputum terhadap M. tuberculosis
  • Pada kategori 1 dan 3 : sputum BTA diulangi pada akhir bulan ke 2,4 dan 6.
  • Pada kategori 2: spuntum BTA diulani pada akhir bulan ke 2.5 dan 8.
  • Kultur BTA spuntum diulangi pada akhir bulan ke 2 dan akhir terapi.
- Radiologis: foto toraks PA, lateral pada saat diagnosis awal dan akhir terapi.
- Selama terapi: evaluasi foto setelah pengobatan 2 bulan dan 6 bulan.
   Imuno-Serologis:
  • Uji kulit dengan tuberculin (mantoux)
  • Tes PAP, ICT-TBC PCR-TB dari sputum

Kamis, 28 Juli 2011

TERAPI, KOMPLIKASI, DAN PROGNOSIS GAGAL NAPAS


TERAPI
Tahap I
  • Perbaiki gangguan hipoksemia dengan terapi O²
  • Bronkodilator nebulizer
  • Humidifikasi
  • Fisioterapi dada
  • Antibiotika
Tahap II
  • Bronkodilator parenteral
  • Kortikosteroid
Tahap II
  • Stimulant pernapasan
  • Mini trakeostomi jika retensi sputum
Tahap IV
  • Ventilasi mekanik
KOMPLIKASI
Mortalitas      

PROGNOSIS
Malam

DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG GAGAL NAPAS


DIAGNOSIS
Sesak napas berat, batuk, sianosis, pulsus paradoksus, stridor, aritmia,takikardia,konstriksi pupil.

Gagal napas tipe I:
  • PCO² normal atau meningkat
  • PO-² turun
  • Umumnya kurus
  • Warna kulit: pink puffer
  • Hiperventilasi
  • Pernapasan: purse-lips
Gagal napas tipe II:
  • PCO² meningkat
  • PO²menurun
  • Sianosis
  • Umumnya kegemukan
  • Hipoventilasi
  • Tremor CO²
  • Edema
DIAGNOSIS BANDING
Edema paru, ARDS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • Analisis gas darah
  • Foto toraks
  • Kateter Swan Gunz dengan monitor-tekanan kapiler paru (PCWP)
  • EKG